Pertama kali membaca judul diatas, apa yang terlintas dalam pikiranmu? Bagaimana jika itu terjadi pada dirimu?
Saya
memang buka penulis hebat. Saya juga bukan penulis yang sudah mencetak
ribuan buku yang tersebar di berbagai toko buku. Saya hanyalah penulis
biasa dalam sebuah situs yang bernama wattpad.com. Satu keinginan saya
yaitu bisa memuaskan pembaca dengan berbagai tulisan saya yang masih
dalam tahap belajar. Senang sekali jika ada yang mem-vote atau
mengomentari cerita saya terlebih jika memberi masukan sekalipun pedas.
Namun
bencana datang saat saya mendapat laporan dari seorang pembaca yang
mengatakan kalau cerita saya di plagiat alias di copy paste oleh orang
lain yang kebetulan dia tahu. Dahi saya berkerut heran, bukankah wattpad
adalah situs yang tidak bisa di copy paste? bagaimana jadinya orang itu
menjiplak habis-habisan cerita saya yang sebagian penghuni wattpad
bilang ''sinetron" (duh, kalau ingat kata itu, saya jadi sedih).
Apakah orang itu mengetik cerita saya mulai dari awal hingga akhir (kala itu cerita saya sudah sampai pada bab 28), coba bayangkan betapa gempornya tangan dia mengetik cerita saya itu.
Apakah orang itu mengetik cerita saya mulai dari awal hingga akhir (kala itu cerita saya sudah sampai pada bab 28), coba bayangkan betapa gempornya tangan dia mengetik cerita saya itu.
Karena
ulahnya yang tidak bertanggung jawab itu membuat saya marah dan murka
hingga saya memberhentikan cerita saya di wattpad. Saya sedih sekali
hingga saya menangis semalam suntuk. Suami yang mengetahui itu malah
memarahi saya. Suami minta saya berhenti menulis saja di wattpad atau
dimanapun karena suami tahu sekali gimana semangatnya saya dalam membuat
cerita hingga hampir tengah malam, tidak jarang saya mengabaikan dia
namun dia tetap pengertian dan selalu mendukung. Berbagai dukungan dan
semangat menghampiri saya. Mulai dari yang mencaci karena saya tidak
punya perasaan akibat memberhentikan cerita begitu saja hingga yang
dengan sabar menunggu kondisi saya pulih benar.
Sampai salah
seorang teman Wattpad memberikan dukungan penuh pada saya. Dia berbagi
pengalamannya mengenai plagiat. Saya benar-benar tercengang ketika tahu
kalau cerita dia di plagiat sampai lima kali dan ironisnya, dia yang di
salahkan oleh si plagiat beserta pendukung si plagiat itu. Ya Tuhan,
kenapa si Plagiat tidak malu ya? kemana wajahnya? Bahkan perkataan teman
saya itu juga terjadi pada saya juga, teman si plagiat itu malah
menyalahkan saya dan mengatakan kalau si plagiat itu minta izin sama
saya, nggak akan saya izinkan. YA ALLAH!!! apa susahnya sih bilang sama
saya. Saya nggak akan murka se murka-murkanya kalau nama saya tidak di
cantumkan dalam ceritanya.
Saya tidak suka keributan. Saya lebih
suka damai dan berfikir logis. Suami lah yang meminta saya untuk
melaporkan dia karena sudah ada undang-undang mengenai itu namun saya
menolak. Saya masih ingin bicara baik-baik padanya. Sekedar info, bukan
cerita saya saja yang di plagiat oleh orang yang sama tetapi ada satu
orang lagi yg memplagiat cerita saya bahkan dia sangat-sangat murka
melebihi saya. Akhirnya, saya bicara baik-baik melalui media social yang
saya ketahui dari si pemberi informan kalau cerita saya di plagiat.
Saya meminta dengan sangat padanya untuk menghapus cerita saya dari grup
tertutup dia di Facebook atau dimanapun. Dengan kesepakatan, akhirnya
dia setuju menghapus cerita saya tersebut (hanya Allah yang tahu apakah
dia sudah menghapus ceritanya atau tidak).
Tapi yang membuat saya
geleng-geleng kepala adalah si plagiat itu diberi dukungan oleh
teman-temannya untuk sabar. Saya melongo saat membaca dukungannya
melalui twitter. Loh, iki sopo sing salah toh? bukannya saya yang yang
jadi korban? kenapa dia yang di beri semangat serta dukungan? Ya ampun!
saya yang sudah tua (ngerasa) dan dia masih anak-anak, saya sadar kalau
saya harus mengalah. Saya hanya bisa elus dada sambil bergumam "Duh
gusti, di parengi sabar, Gusti." (baca: Ya Tuhan, berikan kesabaran,
Tuhan)
Semua sudah clear dan saya sudah bisa kembali menulis di
wattpad.com. Tetapi saya sampai sekarang masih suka takut sendiri.
bagimana kalau kejadian itu terulang lagi? Bagaimana kalau cerita saya
yang versi plagiat malah lebih booming daripada cerita asli buatan saya?
dan, saya hanya bisa berfikir positif saja. Saya yakin, semua manusia
sudah ada jalannya sendiri. Saya yakin sekali kalau setiap orang punya
bakat masing-masing. Hanya tinggal kita yang mengolah itu semua. Sekali
lagi saya tekankan, STOP PLAGIAT
Terapin aja postingan ane biar tulisan di blog ini kagak ada yang copas. Aman deh dari plagiator :D http://astermorales.blogspot.com/2015/01/cara-agar-postingan-di-blog-tidak-bisa.html
BalasHapus@Aster Morales udah ane buat :D mantap (y)
BalasHapusIni namaku berubah XD
BalasHapus